Artikel


Solusi Agar Pelajaran Fisika Disukai Siswa

Artikel oleh : Junaedi, S.Pd (Guru SMPN 4 Bantarbolang)

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, bukan suatu hasil tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih luas daripada itu yaitu mengalami. Pengertian tersebut admin kutip dari tulisan hamalik (2014: 36). Nah dari pengertian tersebut sangat jelas bahwa inti dari belajar yaitu suatu kegiatan dan siswa langsung mengalami. Akan tetapi dalam kenyataannya masih banyak kegiatan belajar di sekolah yang berpusat hanya pada teori-teori yang bikin siswa bingung, tidak ada variasi, selalu monoton, apalagi cuma mengerjakan tugas-tugas saja tanpa ada konfirmasi. Memang susah menciptakan kegiatan belajar yang ideal, apalagi sempurna, akan tetapi setidaknya berorientasi agar kegiatan belajar mempunyai kesan yang menyenangkan, tidak menekan tetapi tetapi tetap serius, tidak memaksakan tetapi ikhlas untuk dikerjakan.

Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa ujung tombak kegiatan belajar sebetulnya ada pada guru atau pendidik. Meskipun dalam kurikulum disebutkan bahwa belajar berpusat pada siswa, tetapi jangan lupa bahwa skenario pembelajaran ada pada guru. Jika skenarionya baik, maka siswa akan ikut terbawa dan potensi dan interaksi siswa dapat keluar dengan sendirinya. Jika skenarionya lancar pasti siswa akan merasa lebih betah di kelas dan termotivasi, bahkan tidak ingin beranjak keluar kelas dan terasa ingin terus dan terus menikmati kegiatan belajar.

Pelajaran yang sesulit atau susah seperti fisika pun tidak akan jadi masalah jika guru mampu membuat skenario pembelajaran yang baik juga menyenangkan. Nah jelas kan bahwa solusi agar siswa merasa betah, merasa suka dan termotivasi untuk belajar fisika itu kunci utamanya ada pada guru. Sedangkan faktor lain seperti buku dan sarana hanyalah penunjang. Guru ibarat sutradara atau dalang yang membawa cerita atau lakon pembelajaran di kelas.

Nah.. berkaitan dengan skenario pembelajaran yang bagaimana harus diterapkan pada saat kegiatan belajar fisika di kelas, berikut ini pendapat admin berdasarkan data dan fakta di lapangan (di kelas).

  • Selalu awali kegiatan belajar dengan apersepsi agar fokus dengan apa yang akan dibahas dalam kegiatan belajar. Hal itu juga bertujuan untuk menilai respon awal masuk kelas, karena biasanya begitu ganti jam pelajaran dengan fisika, kesan siswa sudah cuek, tegang, bengong dan sebagainya. Apersepsi dapat dilakukan dengan guru mengajak ngobrol, bertanya, menyisipkan pesan moral daan sebagainya, intinya seperti komunikasi dua arah orang ngobrol. Materi fisika kan tidak jauh dari aktivitas kita sehari, maka admin rasa tidak kehabisan bahan untuk dijadikan bahan obrolan awal. Misalnya ingin membahas tentang materi usaha pada siswa SMP Kelas 8, guru dapat langsung in action, misal menarik kursi kemudian menanyakan kepada siswa : “pak guru sedang apa”. Nah dari situ tanpa terasa akan diajak ke arah konsep tentang materi yang akan dibahas.
  • Usahakan membahas materi sedetail mungkin. Pengertian detail bukan berarti rumit, tetapi lebih ke arah mengenalkan secara nyata apa yang dibahas. Fisika kan rata-rata yang dipelajari berupa aktivitas kita sehari-hari, maka perlihatkan secara langsung. Kalau tidak bisa atau susah, kita bisa menggunakan alat bantu berupa media pembelajaran seperti laptop dan LCD. Fisika bukan pelajaran yang sekedar bercerita saja, tetapi lebih mengarah ke konsep dan analisa. Dan disitulah rata-rata siswa lemah karena daya analisanya yang kurang dan akhirnya menyimpulkan susah. Mana mungkin siswa menjadi paham kalau membahas materi fisika hanya bercerita saja seperti dalam buku tanpa didemonstrasikan, dipraktekkan dan di alami oleh siswa itu sendiri. Jika konsep dasarnya sudah dipahami oleh siswa, maka untuk menganalisa menjadi lebih mudah.
  • Usahakan membantu menjelaskan secara detail pada saat menganalisa materi fisika yang ada rumus atau formulanya. Nah disinilah… hampir semua siswa mengalami kesusahan karena rata-rata siswa juga siswa tidak suka matematika sebagai dasar dari ilmu hitung dalam fisika. Oleh karena itu, meskipun guru fisika maka perlu juga mengajari secara jelas bagaimana cara menyelesaikan hitungan tersebut dengan tepat, cermat dan cepat. Maka konsep dasar menghitung juga harus dikuasai dengan baik oleh guru fisika. Bila perlu temukan rumus kilat dan praktis. Faktor kesabaran dalam hal ini sangat dibutuhkan. Contoh temuan di lapangan yaitu masih banyak siswa tidak paham konversi satuan, siswa tidak menguasai operasi bilangan, siswa tidak hafal perkalian dan pembagian di bawah seratus.
  • Memperbanyak latihan soal dan di bahas. Hal ini jelas sangat penting dilakukan guru fisika, karena belajar yang baik adalah ya langsung dari soal dan pembahasannya. Tujuan latihan dari latihan soal adalah juga untuk memperlancar ilmu menghitung.
  • Memberikan reward atau penghargaan pada siswa yang aktif dalam belajar, atau siswa yang dapat mengerjakan soal dan tugas dengan baik dan cepat. Reward yang paling sederhana adalah sanjungan kita, dengan mengucapkan kata-kata yang membuat siswa tersanjung dan berbunga-bunga. Misal : Wahh… hebat, canggih… sip deh. Sanjungan juga semakin mempererat silaturahmi siswa dengan guru di kelas.  Sehingga meskipun katanya pelajarannya susah, tetapi kalau gurunya sering membuat senang siswa, bukan tidak mungkin bahwa kehadiran kita juga dinanti mereka. Reward juga bisa berupa memberi sedikit uang jajan. Misal yang bisa mengerjakan paling cepat dan benar di beri 5000 rupiah. Wah itu saja siswa sudah seneng sekali. Tapi cara ini admin rekomendasikan pada anda yang punya rejeki berlebih, itung-itung sedekah pada siswanya.
  • Selalu menjaga penampilan, sikap dan perkataan selama kegiatan belajar. Hal ini juga termasuk salah satu faktor penunjang agar kegiatan belajar fisika dapat diterima siswa. Admin menyadari bahwa membuat paham fisika pada siswa itu susah, itu makanya kadang dilapangan sampai ada yang terbawa emosi dengan kata-kata yang keras, bahkan membully siswa dengan kalimat verbal, jika siswanya tidak paham dan tidak dapat jawab dengan baik. Disinilah kesabaran dan ketabahan kita diuji.

Demikianlah sekelumit hal yang dapat dicoba untuk mengajarkan fisika di kelas. Apa yang admin sampaikan hanya sebatas pendapat saja, dan berdasar pada pengamalan admin yang juga berkecimpung di kelas mengajarkan fisika. Alhamdulillah.. selama ini admin rasakan nikmat-nikmat saja, karena siswa mau diajak berinteraksi dalam pelajaran. Oh ya tadi lupa belum disampaikan, admin sering menghilangkan kata-kata “pelajaran” fisika, tetapi admin ganti menjadi ngobrol fisika ketika di kelas. Sebab siswa kadang merasa terbebani dengan istilah “pelajaran”.

 


Inilah Penyebab Siswa Siswa Tidak Suka Pelajaran Fisika

Artikel Oleh : Fitria Darmawati, S.Pd (Guru SMPN 4 Bantarbolang)

Fisika merupakan salah satu bidang pelajaran yang diajarkan di sekolah dari tingkat pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Di tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, fisika masuk dalam pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan terpadu dengan bidang biologi dan kimia.  Sedangkan di tingkat pendidikan menengah atas, fisika termasuk mata pelajaran yang berdiri sendiri. Kemudian pada pendidikan tinggi, fisika merupakan salah satu jurusan atau program studi di perguruan tinggi.

Jika ditinjau dari kehidupan sehari-hari kita sangat erat dengan fisika. Hampir setiap saat atau setiap waktu dalam aktivitas manusia tidak lepas dari bidang fisika. Hanya saja manusia tidak manyadari bahkan tidak memikirkan bahwa aktivitas yang banyak dilakukan banyak berkaitan dengan fisika. Contoh kecil adalah ketika kita berjalan, sebetulnya menerapkan pedoman fisika yaitu tentang gerak dan gaya. Ketika kita menggeser benda di rumah, itu juga fisika yaitu tentang usaha dan perpindahan.

Mengapa banyak yang tidak menyadari atau bahkan memikirkan bahwa banyak aktivitas manusia merupakan penerapan dari ilmu fisika? Jawaban yang paling klasik mungkin karena itu semua sudah takdir semestinya yang tidak perlu dipikirkan apalagi di sampai di analisa.

Kemudian jika dicermati lagi, fisika di sekolah merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap susah sehingga banyak siswa yang merasa tidak menjadikan fisika sebagai pelajaran yang favorit atau menyenangkan. Siswa banyak menganggap bahwa fisika itu termasuk pelajaran yang membuat pusing karena banyak rumusnya dan tidak dapat menghitung atau menyelesaikannya dengan baik. Bahkan banyak dijumpai ketika siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal fisika sama sekali tidak dikerjakan karena tidak apa yang “diketahui”, “ditanya”, apalagi “dijawab”, alias gagal paham.

Dari uraian di atas, menarik sekali untuk dikupas penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya.

PENYEBAB SISWA TIDAK SUKA FISIKA

  • Banyak rumus dan tidak menguasai ilmu hitung (matematika atau numerasi)

Faktor ini paling banyak ditemukan ketika disurvei, bahwa rata-rata siswa mengatakan bahwa fisika susah karena banyak rumus dan tidak mampu untuk menghitung karena juga tidak senang dengan ilmu matematika dasar yang digunakan untuk menghitung. Bagaimana mau menyelesaikan rumus fisika, sedangkan operasi bilang dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian saja masih blepotan. Hal tersebut fakta yang nyata. Hampir semua guru fisika yang admin temui mengatakan bahwa kemampuan siswa dalam ilmu hitung (istilah sekarang numerasi yahhh) masih sangat rendah. Siswa SMP masih banyak yang tidak hafal diluar kepala perkalian dasar dari 1 x 1 sampai dengan 10 x 10. Ironis sekali kan? mestinya perkalian seperti itu sudah hafal di luar kepala sejak SD kelas 2 atau 3. Akhirnya muncul pertanyaan : lha selama di SD apa yang terjadi? Mengapa sampai lulus SD kok sampai tidak menguasai ilmu hitung dasar. Tetapi anehnya kalau disuruh menghitung uang kok ya lancar di luar kepala yah…heeee.

  • Gagal paham tentang konsep dasar dan analisa bidang fisika

Selain rumus, fisika juga banyak menyajikan konsep-konsep atau kerangka berpikir dan analisa. Dan faktor tersebut juga dianggap susah oleh sebagian besar siswa. Mungkin hanya siswa yang mempunyai daya analisa tinggi yang merasa tidak masalah. Siswa yang mau berusaha keras untuk memahami juga sebetulnya dapat mengikutinya dengan baik dan akhirnya paham. Jadi memang butuh siswa yang rajin dan kuat agar dapat memahaminya. Sedangkan faktanya??? masih banyak siswa yang sekolah hanya sekedar berangkat dan dapat uang jajan, sementara di sekolah banyak santai, tidak berusaha sungguh untuk belajar dan mencoba mengikuti pembelajaran dengan baik.

  • Guru yang killer dan tidak menyenangkan

Ga bisa dipungkiri, sebagian guru fisika katanya galak galak. kenapa? karna kalo ga galak maka anak anaknya pada ngobrol aja nanti ga fokus. Kemudian cara menyampaikan materi pelajaran tidak menyenangkan dan monoton, juga menjadikan siswa tidak suka. Siswa merasa tertekan, tidak santai, selalu tegang.

  • Buku penunjang tidak memadai

Faktor buku penunjang sebagai bahan literasi dan referensi yang kurang memadai juga menyebabkan siswa kurang termotivasi untuk lebih menyukai fisika. Kemudian beberapa buku paket sekolah sekarang kebanyakan isinya singkat singkat, tapi soal latihannya segudang. Akhirnya siswa malah tambah bingung.

  • Kurangnya sarana praktek

Materi pelajaran yang disampaikan hanya secara teori, jarang bahkan tidak pernah dipraktekkan juga menyebabkan siswa menjadi bosan. Hal itu juga tidak terlepas dari sarana seperti ruangan praktek khusus fisika dan seperangkat alatnya di sekolah tidak memadai atau bahkan masih banyak sekolah yang belum memiliki sarana tersebut.

  • Kurangnya waktu untuk belajar dan terlalu sibuk untuk bermain 

Faktor inilah yang menurut admin paling besar mempengaruhi motivasi siswa untuk belajar. Sisa waktu yang ada setelah pulang sekolah hampir banyak digunakan untuk hal-hal yang bersifat bermain main saja, seperti main game atau berselancar di media sosial.

 


Bimbingan dan Konseling Pada Era Milenial

Artikel Oleh : Sapto Wijaya, S.Pd (Guru BK SMPN 4 Bantarbolang)

Bimbingan dan Konseling adalah salah bagian dari program pendidikan. Yang mana fungsi dari bimbingan dan konseling salah satunya adalah membantu peserta didik memahami dan mengerti akan dirinya serta lilngkungannya. Sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensi yang ada dalam diri peserta didik secara optimal. Selain hal tersebut fungsi lain pada program bimbingan dan konseling yaitu membantu peserta didik untuk menemukan minat dan bakat yang dimilik, lebih jauh lagi hal ini bertujuan untuk mengembangkan karir dimasa depan.

Namun saat ini, bimbingan dan konseling masih dianggap hanya menangani peserta didik yang bermasalah. Dan menimbulkan rasa segan pada peserta didik untuk lebih dekat lagi dengan program bimbingan dan konseling. Bimbingan dan Konseling masih menjadi hal yang menakutkan bagi peserta didik.

Hal diatas sangat perlu mendapatkan perbaikan, baik dari persepsi peserta didik maupun dalam hal cara penyampaian dan pembawaan guru bimbingan dan konseling. Pada era masa kini, yang masuk dalam era milenial guru bimbingan dan konseling harus dapat mengikuti perkembangannya. Sehingga dapat mengetahui apa yang sedang diminati oleh peserta didik.

Menurut Haroviz (2012), generasi Y atau yang disebut sebagai ggenerasi millenial adalah sekelompok anak-anak muda yang lahir pada awal tahun 1980 hingga awal tahun 2000 an. Generasi ini juga nyaman dengan keberagaman, teknologi, dan komunikasi online untuk tetap terkoneksi dengan teman-temanya. Berdasarkan pengertian tersebut maka sebagai guru bimbingan konseling perlu mengikuti perkembangan zaman.

Pembawaan yang lebih luwes dan memanfaatkan teknologi dengan baik, akan membuka jalan kominikasi yang menyenangkan dengan peserta didik. Sehingga persepsi tentang guru bimbingan dan konseling yang menakutkan dan hanya menangani peserta didik yang bermasalah akan semakin berkurang. Hal ini diharapkan akan mempermudah dalam guru bimbingan dan konseling akan mencapai tujuan layanannya dengan maksimal.

 


Pendidikan Dalam Pandemi

Ditulis oleh : Sapto Wijaya, S.Pd, Guru BK SMPN 4 Bantarbolang

Pendidikan merupakan pilar suatu bangsa. Semakin baik pendidikan maka semakin maju pula suatu bangsa. Pendidikan merupakan hak semua warga terlebih lagi bagi usia anak-anak. Pendidikan dalam prosesnya juga melibatkan pendidik dan peserta didik guna mencapai suatu tujuan tertentu.

Kegiatan pendidikan di Indonesia telah diatur dalam undang-undang, bahwa setiap warganya berhak mendapatkan pendidikan yang layak. Pendidikan yang layak dapat dilihat dari setiap prosesnya, yaitu adanya interaksi yang nyata antara pendidik dan peserta didik. Saat ini, dunia pendidikan sedang mengalami titik yang berat. Covid-19 yang sedang melanda dunia dan telah menjadi pandemi.

Pandemi menurut KBBI dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak dimana-mana meliputi daerah geografi yang luas. Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada dunia pendidikan. Dimana pada saat sekarang ini, terdapat banyak batasan pada kegiatan belajar. Salah satu masalah yang dihadapi adalah pembatasan pembelajaran tatap muka, yang saat ini proses pembelajaran dilakukan secara online.

Perubahan kegiatan ini sudah pasti akan berpengaruh pada ketercapaian dalam tujuan pendidikan. Pembelajaran daring atau online merupakan kegiatan belajar yang memanfaatkan jaringan internet. Hal ini menjadi tantangan yang besar bagi pendidik karena dalam kondisi seperti ini guru pun dituntut untuk bisa mengelolah, mendesain media pembelajaran (media online) sedemikian rupa guna untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk mencegah atau mengantisipasi kebosanan siswa dalam pembelajaran model daring tersebut.

Masalah utama yang dialami siswa adalah jaringan yang tidak memadai. Hal ini merupakan tantangan besar bagi siswa dan tak terkecuali bagi orang tua karena orang tualah yang dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online tersebut, realita yang ada juga tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan teknologi, jelas hal ini akan menghambat keaktifan siswa atau anak dalam proses belajar daring ini.

Tentunya untuk ketercapaian tujuan pendidikan, perlua adanya kerjasama yang baik antara pendidik dan peserta didik dibalik masalah dan keterbatasan yang dihadapi.

 


“Berprestasi Di Tengah Pandemi”

(Artikel ditulis oleh  : Efie Susanti, S.Pd – SMPN 4 Bantarbolang)

Pandemi virus corona Di Indonesia berhasil melumpuhkan perekonomian masyarakat karena adanya pembatasan aktivitas untuk keluar rumah sehingga berimbas pada penurunan perekonomian, bukan hanya berdampak pada perekonomian ternyata pandemi juga berdampak pada sistem pendidikan dengan cara merumahkan pelajar menggunakan sistem pembelajaran daring.

Belajar dengan menggunakan sistem daring menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga pendidik maupun peserta didik, Nahhhh di sekolah kita SMP N 4 Bantarbolang pembelajaran di lakukan secara daring dengan menggunakan elearning sekolah. Pembelajaran ini disebut dengan pembelajaran asinkronus yaitu interaksi pembelajaran yang terjadi antara tenaga pendidik dan peserta didik dengan menggunakan media internet namun tidak dalam waktu yang bersamaan. Misal nya memberi waktu peserta didik untuk mencatat menggunakan media digital tentang pelajaran yang sudah di share atau yang di berikan oleh tenaga pendidik.

Meskipun belajanya daring jangan sampe patah semangat y gaess…. Kalian tetep masih bisa berprestasi ko, nggak percaya ini dia caranya cekidot……

1. Adanya Motivasi Dan Dukungan Untuk Belajar.

Meskipun belajar lewat jaringan, para pelajar haruslah memiliki motivasi agar tetap semangat dalam melakukan pembelajaran dan tidak merasa jenuh ataupun bosan selama belajar lewat jaringan. Dengan adanya dukungan dan motivasi yang positif, tentunya akan menghilangkan rasa malas dan bosan di tengah pembelajaran.

2. Buatlah Tempat Belajar Yang Aman Dan Nyaman.

Tempat yang aman dan nyaman akan mendukung berjalannya pembelajaran dengan baik, dikarenakan tempat yang aman dan nyaman dapat membuat lebih fokus dalam pembelajaran. Dengan adanya tempat yang aman dan nyaman tentunya  akan membuat lebih semangat untuk melakukan pembelajaran

3. Membuat Jadwal Belajar

Membuat jadwal pembelajaran sangatlah penting, karena tanpa adanya jadwal pembelajaran seorang pelajar akan mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan adanya jadwal pembelajaran, pelajar  dapat mengelola waktu dengan baik agar tidak merasa terlalu letih dalam belajar dan tidak jenuh terhadap aktifitas yang dilakukan.

4. Mengelola Waktu Dengan Baik Dan Benar

Setiap anak ataupun individu yang mengelola waktu dengan baik dan benar tentunya tidak akan terbebani dengan tugas yang diberikan selama pandemi covid-19, karena setiap tugas yang diberikan dari pihak sekolah pastinya memiliki waktu yang sudah ditentukan untuk pengumpulan tugas. Tentunya hal ini sangatlah penting untuk tidak mengulur-ulur waktu dalam pengerjaan tugas.

5. Siapkan Peralatan Untuk Belajar

Ditengah pandemi covid-19 seluruh sekolah maupun perguruan tinggi mewajibkan untuk belajar di rumah ataupun belajar lewat jaringan. Adapun peralatan yang dibutuhkan saat belajar di rumah ataupun belajar lewat jaringan seperti: komputer ataupun laptop, smartphone dan yang paling terpenting untuk mendukung berjalannya pembelajaran lewat jaringan adalah koneksi internet, pastikan koneksi internet bagus untuk mengakses platform pembelajaran daring agar pembelajaran tidak terkendala.

6. Aktif Dalam Berkomunikasi Dengan Guru Ataupun Teman Belajar

Meskipun belajar dengan jarak jauh haruslah tetap aktif dalam berkomunikasi, karena berkomunikasi itu sangalah penting untuk mengetahui informasi dan menambah wawasan dalam pembelajaran jarak jauh.

7. Jangan Malu Bertanya

Dalam melakukan proses pembelajaran jarak jauh ataupun lewat jaringan, pastinya banyak hal yang kurang dimengerti. Oleh karena itu janganlah malu untuk menanyakan pelajaran yang kurang dimengerti. Dengan mengajukan pertanyaan yang kurang dimengerti tentunya pelajaran akan lebih mudah untuk dipahami.

8. Tetap Menjaga Kesehatan Selama Belajar

Tentunya hal ini sangatlah penting dalam melaksanakan proses belajar mengajar walaupun banyak tugas yang harus diselesaikan, tetaplah luangkan waktu untuk beristirahat agar system imun tidak menurun dan tetap menjaga kesehatan dengan tidak memaksakan diri untuk mengabaikan waktu istirahat selama belajar. Usahakan mengonsumsi makanan yang bergizi agar kondisi tubuh tetap membaik selama pembelajaran berlangsung, karena sangat disayangkan sekali ketinggalan pembelajaran dikarenakan tidak menjaga kesehatan.

Kalian bisa buktikan tips diatas gaesss..

NGGAK PERCAYA..??? AYO BUKTIKAN …!!!

 


“Aku Sudah Remaja”

(Artikel ditulis oleh : Efie Susanti, S.Pd – SMPN 4 Bantarbolang)

Aku Sudah Remaja ! Yakin kamu sudah remaja  ???

Masa Remaja adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai oleh perubahan tertentu dalam perkembangan manusia. Ketika memasuki masa remaja, pertumbuhan dan perkembangan kita akan berlangsung dengan cepat. Kita akan mengalami perubahan fisik dan psikis. Sekalipun demikian, perubahaan ini berbeda antara individu yang satu dan yang lainnya. Salah satu faktor penentu perbedaan tersebut adalah perbedaan genetik dan lingkungan, seperti kesehatan, gizi dan kondisi emosional. Faktor genetik akan mempengaruhi kelenjar-kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon-hormon tertentu. Gizi yang buruk pada masa kanak-kanak menyebabkan kurangnya produksi hormon pertumbuhan, sementara gangguan emosional mengakibatkan produksi hormon adrenal steroid berlebihan yang merugikan hormon pertumbuhan. Misalnya, jika pertumbuhan masa Remaja terganggu oleh penyakit, gizi yang buruk, atau ketegangan emosional yang lama, akan terjadi penundaan penyatuan tulang-tulang sehingga anak tidak dapat mencapai tinggi tubuh yang sempurna.

Para ahli psikologi menulis bahwa dalam kehidupan manusia ada beberapa rentang kehidupan yaitu :

  1. Masa Prenatal :  Saat dalam kandungan ibu
  2. Masa Bayi :  0 th – 21 th
  3. Masa Kanak-kanak :  2 th – 11 th
  4. Masa Remaja :  11 th – 20 th
  5. Masa Dewasa :  20 th – 40 th
  6. Masa Setengah Baya :  40 th – 60 th
  7. Masa Tua :  60 th ke atas

Siswa SMP yang rata-rata berusia antara 12 – 16 th adalah termasuk masa remaja, yaitu masa dimana seorang individu sedang tumbuh dan berkembang menuju kedewasaan. Pada masa ini akan ada beberapa perubahan yang dialami antara lain: perubahan fisik, perubahan psikis dan perubahan tanggung jawab keagamaan. 

 

1. Perubahan Fisik

Perubahan fisik ini terjadi karena pada masa ini kelenjar yang ada di bawah otak mulai memproduksi hormon-hormon. Ciri-ciri yang tampak antara lain: perubahan ukuran tubuh yang mencolok, terutama tinggi dan berat badan, perubahan bentuk tubuh anak-anak ke arah bentuk tubuh dewasa, selain itu pada remaja putri ditandai dengan :

  • Menstruasi,
  • Kulit halus dan suara menjadi “merdu”.
  • Bentuk tubuh berlekuk (berbentuk)

Pada remaja laki-laki ditandai dengan :

  • Otot menguat
  • Tumbuh bulu di ketiak, muka (kumis, jangkut)
  • Di leher tumbuh jakun
  • Kulit dan rambut berminyak
  • Mimpi basah, dan suara membesar.

2. Perubahan Psikis

Mulai bekerjanya hormon-hormon di dalam tubuh selain menyebabkan terjadinya perubahan fisik juga akan berpengaruh pada psikis, yaitu timbulnya suatu perasaan tidak tenang, suatu perasaan yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Perubahan-perubahan psikis itu antara lain :

  1. Mulai Tertarik kepada lawan jenis. Hal ini biasanya menyebabkan perubahan pada perilaku remaja. Perubahan perilaku yang terjadi diantaranya sebagai berikut :
  • Kecenderungan wanita untuk mempercantik diri
  • Kecenderungan pria untuk menunjukkan kejantannya.
  • Perubahan kejiwaan, seperti rendah diri, pemalu, cemas, bimbang dan salah tingkah laku bila menghadapi lawan jenis.
  • Lebih senang untuk berkumpul di luar rumah.
  1. Tingkah laku dan emosi yang tidak stabil, penuh kontradiksi, seperti :
  • Suatu saat lemah lembut, tetapi pada saat lain kasa, judes, centil.
  • Mudah tersinggung, tetapi juga mudah gembira meluap-luap.
  • Punya aspirasi yang tinggi tetapi juga dorongan yang rendah
  • Ingin bebas tetapi juga butuh bimbingan
  • Ingin punya teman akrab tetapi kadang-kadang ingin menyendiri

Hal-hal tersebut diatas disebabkan karena masa remaja adalah masa transisi/peralihan, masa mencari bentuk/identitas.

3. Perubahan mental diantaranya :

    1. Mampu berpikir analitis
    2. Kekhwatiran tumbuh dewasa
    3. Lebih Kreatif
    4. Memiliki banyak ide dan gagasan menarik
    5. Kekhawatiran akan perubahan fisik
    6. Kekhawatiran perasaan orang lain terhadap diri sendiri

 

4. Perubahan Sosial, diantaranya :

  1. Hubungan sosial lebih meluas, mencari teman yang sesuai dengan kesukaan, hobi, dll
  2. Asertivitas Remaja
  3. Ingin diakui, dihargai, diperhatikan dan diterima
  4. Senang melakukan kegiatan bersama
  5. Terbuka dalam mengungkapkan pendapat, ide, gagasan

5. Perubahan Tanggung Jawab Keagamaan

Menurut agama  anak yang telah memasuki usia Remaja disebut “Dewasa” artinya akalnya sudah matang, sudah bisa membedakan antara yang baik dan buruk. Oleh karena itu seorang remaja sudah WAJIB melaksanakan perintah agama dan mempertanggung jawabkannya dihadapan Tuhan YME. Misal : beribadah, berbuat kebajikan. Terhadap perubahan-perubahan tersebut seorang remaja hendaklah menyadari dan mampu menyesuaikan diri. Perubahan yang positif digali dan dikembangkan sehingga lebih bermanfaat dan yang negatif dikurangi sehingga resikonya dapat diperkecil dan tidak merugikan diri sendiri atau orang lain. Dengan penerimaan secara positif diharapkan remaja dapat menyelesaikan tugas perkembangan remaja yaitu :

  1. Bergaul lebih matang dengan teman sebaya, baik laki-laki maupun perempuan. Bergaul lebih matang artinya bersikap lebih dewasa, tidak cengeng, tidak egois, lebih memahami orang lain/diri sendiri, ramah, berpenampilan rapi, bersih dan mandiri.
  2. Memahami peranan sosial sebagai pria dan wanita, contoh :
  • remaja putri di rumah membantu pekerjaan yang sesuai untuk perempuan, remaja laki-laki membantu pekerjaan yang sesuai untuk laki-laki.
  • Meningkatkan fungsi dan perannya dalam keluarga, baik sebagai anak, sebagai kakak atau adik. Begitu juga di masyarakat baik sebagai anggota masyarakat maupun anggota salah satu kegiatan kemasyarakatan (Karang Taruna, Remaja Masjid).
  1. Menerima dan mensyukuri keadaan fisik diri sendiri dengan cara :
  • Menjaga dan melindungi tubuh secara efektif (mengganti pakaian dalam setiap pagi dan sore, membersihkan dan merawat badan dengan teratur).
  • Memperhatikan perubahan tubuh yang sedang dialami
  • Bertingkahlaku sesuai kodrat yang dimliki dan sesuai dengan norma/nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
  • Tidak minder, selalu percaya diri
  1. Mempersiapkan diri ke arah suatu pekerjaan/karir
  2. Mengembangkan keterampilan dan konsep hidup untuk masa depan